BAB I
PENDAHULUAN
Energi
sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, tanpa energy manusia tidak
dapat melakukan berbagai macam aktivitas. Energi tersebut dapat diperoleh
melalui makanan yang dikonsumsinya. Pada umumnya bahan
makanan ini mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat,
protein, dan lemak.
Di Indonesia
bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras, jagung, sagu, dan umbi.
Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan dan senyawa yang terkandung di
dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat, yang terdapat sebagai amilum atau
pati. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit gula) menghasilkan
sukrosa, yaitu gula pasir. Gula lain, yakni glukosa merupakan komponen penting
dalam darah. Dua gula lainnya, ribose dan 2-deoksiribosa ialah komponen material
genetic RNA dan DNA. Karbohidrat lain berperan penting sebagai komponen
koenzim, antibiotic, tulang rawan, cangkang, krustasea, dinding sel bakteri dan
membrane sel mamalia.
Energi yang
terkandung dalam karbohidrat pada dasarnya berasal dari energi matahari.
Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbondioksida dan air dengan
bantuan cahaya matahari dan
klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan
disimpan pada bagian lain, misal pada buah atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari
karbondioksida dan air disebut proses fotosintesis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat
berasal dari kata karbo yang artinya
unsur karbon dan hidrat yang artinya air (H2O) dengan rumus
kimia CH2O. Secara eksperimen dapat dibuktikan bahwa rasio C : H : O = 1 : 2 : 1. Jadi
rumus kimia karbohidrat lebih diyakini
kebenarannya sekitar tahun 1880-an. Akan tetapi sampai saat ini belum dapat dibuktikan secara
kimiawi bahwa unsur C dapat mengikat molekul H2O (Hawab,
2003). Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat
di alam. Karbohidrat mempunyai rumus empiris misalnya, rumus molekul glukosa
ialah C6H12O6. Kata karbohidrat timbul
karena rumus molekul senyawa ini dapat dinyatakan sebagai hidrat dari karbon.
Karbohidrat adalah polihidroksialdehid, polihidroksiketon, atau zat yang
memberikan senyawa seperti itu jika dihidrolisis.
Kimiawi
karbohidrat pada dasarnya merupakan kimia gabungan dari dua gugus fungsi, yaitu
gugus hidroksil dan gugus keton (Hart et al., 2003). Karbohidrat adalah senyawa yang
mengandung unsur Karbon, Hidrogen , dan Oksigen ( Sastrohamidjoyo, 2000).
Biomolekul karbohidrat adalah suatu makromolekul senyawa organik dengan BM
beberapa ribu sampai 500.000. Makromolekul senyawa organik tersebut berkerangka
rantai hidrokarbon. Secara kimiawi, karbohidrat adalah suatu
polihidroksialdehida atau polihidroksiaseton. Suatu senyawa karbohidrat
biasanya diakhiri dengan kata sakarida yang berarti gula (bahasa Yunani)
(Hawab, 2003). Pada senyawa karbohidrat akan membentuk suspensi atau larut
apabila bersatu dengan air
(Fessenden dan Fesenden,
1999).
Karbohidrat adalah satu polimer alam yang
dibangun oleh monomer monosakarida. Oleh sebab itu, karbohidrat disebut juga
polisakarida. Istilah gula pereduksi dan non pereduksi juga termasuk
klasifikasi (Hart et al.,
2003). Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Ketiga golongan karbohidrat ini
berkaitan satu dengan lainnya lewat hidrolisis (Hart et al., 2003). Dari rumus
umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang
tersusun atas monomer-monomer.
BAB III
PEMBAHASAN
|

Sebagaian besar mikroorganisme mengoksidasi glukosa
menjadi karbon dioksida, air dan energy yang diperlukan oleh sel-selnya.
Senyawa karbohidrat seperti gula dan pati berada dalam makanan , sedangkan
selulosa terdapat dalam kayu, kertas dan katun. Semuanya merupakan karbohidrat
yang mempunyai kemurnian relatif tinggi.
3.1. Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat
dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar yaitu Karbohidrat Sederhana
(monoskarida) dan Karbohidrat Kompleks (disakarida, polisakarida).
3.1.1. Monosakarida
Monosakarida
adalah suatau karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul yang
lebih sederhana lagi. Monosakarida dapat diklasifikan dari gugus fungsional
yang ada, yaitu Karbohidrat Aldosa dan Karbohidrat Ketosa. Tata nama tergantung
dari gugus fungsional yang dimiliki dan letak gugus hidroksilnya (OH). Awalan aldo dan
keto
menunjukkan jenis gugus aldehida atau keton di dalam suatu sakarida,
sedangkan akhiran –osa menunjukkan
karbohidrat. Jumlah atom karbon dalam karbohidrat ditunjukkan dengan
menggunakan tri, tetra, penta, heksa
dan seterusnya.


3.1.2. Disakarida
Disakarida adalah suatu karbohidrat yang jika dihidrolisis menghasilkan
dua molekul monosakarida. Beberapa contoh disakarida adalah malrosa, sukrosa,
laktosa dan selobiosa.
3.1.2.1.Maltosa,
maltosa daoat diperoleh sebanyak 81% dari hidrolisis
pati dengan menggunakan enzim amilase. Maltose dengan rumus
C12H22O11 dapat mereduksi pereaksi
Fehling/Tollens oleh karena itu disebut gula pereduksi. Maltosa juga dapat
bereaksi dengan fenilhidrazina menghasilkan osazon dapat melakukan mutarotasi.
3.1.2.2.Sukrosa,
sukrosa biasa dkenal sebagai gula meja, dapat
diperoleh dari tanaman sugar cane dan
sugar beet (kentang/umbi manis). Di
Indonesia dapat juga diperoleh dari tanaman aren (air nira). Sukrosa mempunyai
rumus molekul C12H22O11. Sukrosa tidak dapat
mereduksi pereaksi Tollens/Fehling/Benedict dan juag tidak dapat membentuk
osazon serta tidak dapat melakukan mutarotasi.
3.1.2.3.Laktosa,
laktosa merupakan jenis disakarida alami kedua setelah
sukrosa yang kelimpahannya di alam paling besar. Laktosa merupakan gula yang
terdapat di dalam air susu ibu (ASI) dan pada hewan menyusui. Laktosa termasuk
dalam golongan gula pereduksi. Laktosa dapat bereaksi dengan fenilhidrazina
membentuk osazon dan dapat melakukan mutarotasi.
3.1.2.4.Selobiosa,
selobiosa merupakan disakarida yang kelimpahannya di
alam cukup banyak setelah sukrosa dan laktosa. Selobiosa didapatkan dari hidrolisis selulosa. Sifat kimia dan
strukturnya hampir mirip dengan sifat-sifat kimia dan struktur dari maltose.
3.1.3. Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa polimer yang terdiri dari ratusan bahkan
sampai ribuan molekul (monomer/mer) monosakarida. Plolisakarida merupakan polimer yang terbentuk di alam.Ada tiga jenis
polisakarida yag paling banyak ditemukan, yaitu selulosa, pati dan glikogen.
3.1.3.1.Selulosa,
selulosa merupakan komponen utama kayu dan serat
tanaman, sedangkan katun yang berasal dari kapas merupakan selulosa murni.
Selulosa tidak larut dalam air dan bukan merupakan karbohifrat pereduksi. Jika
di hidrolisis dalam suasana asam akan menghasilkan banyak molekul D-glukosa.
Mempunyai rumus molekul (C5H10O5)n.
3.1.3.2.Pati,
pati merupakan cadangan kabohidrat bagi tanaman dan
seperti halnya selulosa, pati juga akan terhidrolisis dalam susasana asam
menjadi monomer a-D-gulkopiranosa. Sumber utama pato adalah beras,
singkong, gandum, jagung, kentang, ketela, umbi dan lain-lain. Molekul pati
umumnya terdiri dari 20% amilosa dan 80% amilopektin. Namun demikian, ada juga
jenis pati yang hanay terdiri dari amilosa saja atau amilopektin saja,
3.1.3.3.Glikogen,
glikogen merupaka jenis polisakarida yang strukturnya
mirip dengan amilopektin, tetapi dengan tingkat percabanga yang lebih banyak
daripada percabangan yang terdapat dalam amilopektin, yaitu setiap 10 satuan a-D-glukopiranosa terdapat satu percabangan pada atom
C-6, sedangkan pada amilopektin setiap 20 atau 25 satuan a-D-glukopiranosa baru terdapat percabangan pada atom
C6. Gikogen merupakan polisakarida yang mempunyai arti biologis yang sangat
penting bagi kehidupan manusai dan binatang, yaitu sebagai cadanagn atau
simpanan energy bagi tubuhnya.
3.2. Konfigurasi Monosakarida (Proyeksi
Fischer)
Proyeksi Emil Fischer didasarkan pada proyeksi suatu atom karbon
tetrahedral pada bidang datar. Atom karbon tetrahedral digambarkan oleh Fischer
sebagai dua garis yang tegak lurus. Garis yang horizontal merupakan ikatan yang
diposisikan mendekati pengamat, sedangkan garis vertical mengambarkan ikatan
yang menjauhi pengamat.

Konfigurasi
D/L sering disebut sebagai konfigurasi relative, akrena penentuan konfigurasi
ini dilakukan dengan cara pembandingan terhadap senyawa pembanding, yaitu
D-giseraldehida (posisi OH pada C berada di sebelah kanan) dan L- gliseraldehida
(posisi OH pada C berada di sebelah kiri).
3.3. Struktur Lingkar Haworth
Selain
digambarkan dalam bentuk rantai terbuka (proyeksi ruang Fischer), monosakarida
juga dapat digambarkan dalam bentuk rantai tertutup (cincin). Cincin 5 disebut
furanosa dan cincin 6 disebut piranosa. Struktur ini dikenal sebagai struktur
Haworth.
Pembentuka
struktur siklik merupakan reaksi esterifikasi intramolekuler atara gugus
karbonil pada C-1 denga gugus hidroksil pada C-4 atau C-5; atau antara gugus
karbonil pada C-2 ketoheksosa dengan gugus hidroksil pada C-5 (akan terbentuk
cincin-5). Setelah monosakarida terbentuk siklik, maka harus ditentukan kembali
konfigurasi absolutnya dengan menggunakan aturan prioritas dari CIP atau bentuk
R/S atau aturan kepalan tangan. Hal ini karena aturan system D/L tidak dapat
lagi digunakan pada bentuk monosakarida siklik. Senyawa b bila gugus –OH pada posisi 1 atau 2 berada di atas
bidang, atau senyawa a bila gugus –OH pada posisi 1 atau 2 berada di bawah
bidang dan atom C biasa disebut dengan atom C-anomer.
Proyeksi
Haworth

3.4. Reaksi-Reaksi
Monosakarida
Monosakarida jenis aldosa maupun
ketosa dapat bereaksi seperti halnya senyawa organic yang mengandung gugus
aldehida dan keton, misalnya dapat dioksidasi dengan pereaksi Tollens Br2/H2O.
HNO3 dan HIO4.
3.4.1. Reaksi
Oksidasi
Berdasarkan
kemampuannya untuk mereduksi pereaksi (Tohlens, Benedict, Fehling),
monosakarida dapat digolongkan :
1.
Gula pereduksi
2.
Gula non
pereduksi
Monosakarida
dapat mereduksi TBF karena pada
monosakarida terdapat gugus aldehid
atau gugus a-hidroksi keton, yang akan dioksida.
Semua
monosakarida adalah Gula Pereduksi
![]() |

3.4.3. Reaksi dengan Tollens

3.4.5. Reaksi Pembentukan Glikosida

BAB IV
KESIMPULAN
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat di alam. Karbohidrat diklasifikasikan menurut penyusunnya
menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida, sedangkan menurut kandungan
gugus aldehida atau keton diklasifikasikan menjadi aldosa dan ketosa. Karbohidrat
dapat digambarkan atau diuraikan dengan proyeksi Fischer maupun Struktur
Kingkar Haworth. Monosakarida melakukan beberapa reaksi diantaranya reaksi
oksidasi, reaksi dengan Tollens dan Fehling, reaksi dengan HNO3, reaksi
reduksi dan reaksi pembentukan glikosida.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden
, R.J dan J.S Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga,
Jakarta.
Hart, H., L.E
Craine dan D.J Hart. 2003. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
Hawab, H.M. 2003. Pengantar Bio Kimia Edisi Revisi.
Bayumedia Publishing, Jakarta.
Riswiyanto.
2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Sastrohamidjojo,
H. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar